pengertian Pemecahan
sel (cell splitting)
Pemecahan sel adalah suatu
proses membagi suatu sel besar menjadi sel-sel yang lebih kecil. Sel-sel kecil
ini masing-masing akan dilayani oleh satu stasiun basis dengan ketinggian
antena dan daya transmisi yang lebih rendah. Pemecahan sel akan menambah jumlah
kapasitas total sistem karena pemecahan sel juga berarti menambah jumlah
perulangan M. Dengan menentukan sel-sel baru yang mempunyai radius yang lebih
kecil dari sel semula (disebut mikrosel) dan menempatkannya di antara sel-sel
yang sudah ada, kapasitas total dapat diperbanyak.
Pemecahan sel mengembangkan sistem dengan
cara menggantikan sel-sel besar dengan sel-sel kecil. Gambar 2.1 dan 2.2
memperlihatkan contoh pemecahan sel. Pada gambar-gambar tersebut, stasiun basis
diletakkan di sudut sel, dan daerah yang dilayani oleh stasiun basis A dianggap
telah dikelilingi oleh tiga stasiun basis mikrosel yang baru. Dalam contoh ini
ketiga mikrosel ditambahkan sedemikian rupa sehingga pola penggunaan ulang frekuensi
dalam sistem tersebut tetap terjaga. Sebagaimana terlihat pada gambar,
pemecahan sel pada dasarnya adalah penskalaan geometri kelompok sel, yaitu
radius mikrosel sama dengan setengah radius sel asal. Untuk sel-sel yang mempunyai ukran lebih kecil tersebut, daya pancar antena
stasiun basisnya juga harus dikurangi. Daya pancar untuk sel-sel baru ini dapat ditentukan dengan menguji daya yang diterima pada perbatasan sel baru
dan sel asal. Kedua daya yang diterima kemudian disamakan. Hal ini dilakukan
supaya penggunaan ulang frekuensi pada sel-sel baru tersebut dapat menggunakan
pola yang sama dengan pola sebelumnya. Dengan perhitungan yang teliti, ternyata
daya pancar harus diturunkan sebesar 10 dB untuk dapat menjangkau daerah
cakupan semula (sebelum pemecahan sel) dengan menggunakan mikrosel dan tetap
menjamin perbandingan sinyal-derau yang telah ditentukan.
Gambar 2.1 Pemecahan Sel
Pada kenyataanya tidak semua sel akan atau
harus dipecah pada saat yang sama. Dalam sistem seluler biasanya terdapat sel-sel
dengan ukuran yang berbeda-beda secara bersamaan. Keadaan ini membuat pembagian
kanal menjadi lebih rumit. Lepas-tangan harus dapat dilaksanakan baik untuk
pemakai berkecepatan tinggi maupun untuk pemakai berkecepatan rendah.
Pendekatan payung dapat digunakan untuk mengatasi masalah ini.
Jika dalam suatu sistem seluler terdapat dua macam sel dengan ukuran yang
berbeda seperti pada gambar 2.1, maka daya pancar yang digunakan harus
memperhitungkan kepentingan masing-masing sel. Jika digunakan daya pancar sel
besar untuk semua sel, maka beberapa kanal yang digunakan oleh sel-sel kecil
akan lebih mudah berinterferensi dengan sel-sel ko-kanal. Dipihak lain, jika
digunakan daya pancar sel kecil untuk semuasel, maka akan terdapat daerah-daerah pada
sel besar yang tidak terlayanii. Untuk mengatasi hal ini maka kanal-kanal dalam
sel asal harus dibagi menjadi dua kelompok, satu kelompok untuk sel
besar dan yang lain untuk sel kecil. Masing-masing kelompok kanal tersebut
dapat digunakan secara berulang sesuai dengan konsep penggunaan ulang
frekuensi. Sel yang lebih besar melayani pemakai berkecepatan tinggi sehingga
tidak banyak terjadi lepas-tangan.
Gambar 2.2 Pemecahan sel pada seluruh wilayah pelayanan
Ukuran kelompok kanal tergantung pada tingkat pemecahan sel. Pada awal
proses pemecahan sel, hanya dibutuhkan lebih sedikit kanal untuk sel kecil.
Bersamaan dengan naiknya permintaan maka kebutuhan kanal untuk sel-sel kecil
ini juga akan bertambah. Proses pemecahan sel akan terus berlangsung hingga seluruh
kanal digunakan pada kelompok berdaya rendah (sel kecil). Ini terjadi saat
pemecahan sel sudah meliputi seluruh daerah pelayanan sistem seluler, sehinngga
sistem seluler akan mempunyai sel yang lebih kecil. Perhatikan gambar 10.6.
Antena yang dimiringkan ke bawah dapat digunakan untuk membatasi daerah cakupan radio pada mikrosel. Dengan cara ini pancaran daya dari antena akan
mengarah ke bawah (bukan ke arah horison).
Pada gambar 10.7 dan 10.8 diperlihatkan ilustrasi peningkatan kapasitas
kanal dengan cara sektorisasi sel.
Gambar 2.3 Sektorisasi sel (a) 3 sektor (b) 6 sektor
2.2 Sistem Komunikasi
Personal
Keberhasilan telepon bergerak seluler
mendorong berkembangnya sistem komunikasi tanpa kabel yang lain, seperti
pelayanan komunikasi personal (PCS, Personal Communication
Services), jaringan komputer tanpa kabel (W-LAN, wireless Local Area
Network), dan W-PBX. Sistem-sistem ini bekerja pada pita UHF (300 Hhz - 3 Ghz),
atau bahkan pada frekuensi gelombang mikro.
Pada sistem makrosel, antena diletakkan di
atas bangunan yang tinggi untuk melayani daerah hingga radius 20 km. Sistem
seluler seperti ini dalam perkembangan selanjutnya dianggap mahal dan mempunyai
beberapa kelemahan. Salah satu diantaranya adalah adanya gangguan saat telepon
digunakan di dalam gedung. Hal ini disebabkan karena sistem telepon seluler
mengalami kesulitan untuk menembus kulit-kulit gedung bangunan perkantoran
maupun perumahan.
Gambar 2.4 Arah pancaran
antena pada sel dengan sektorisasi
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pemecahan Sel ( Cell Splitting )
Ketika jumlah pelanggan meningkat dan
mencapai jumlah maksimum yang dapat dilayani sel, maka
sel-sel harus dibelah menjadi sel-sel yang
lebih kecil dan masing-masing mempunyai jumlah kanal yang sama
serta dapat melayani jumlahpelanggan yang sama seperti sel asalnya. Dengan
proses pembelahan sel, jumlah pelanggan potensial dapat ditingkatkan tanpa
kebutuhan tambahan bandwidth.
pembelahan sel bisa dilakukan dengan cara melakukan sektorisasi pada pusat sel, atau
dengan membelah pusat grup sel menjadi sel-sel yang lebih kecil.
Gambar 3.2 Pembelahan Sel (Cell
Splitting) dengan sektorisasi
3.2 Konsep
Sel
Sel adalah Area cakupan dari suatu BTS, dimana dalam Cell inilah orang
orang dalam melakukan panggilan telepon. Sel menunjukan suatu cakupan sinyal.
Sel berbentuk heksagonal (atau bentuk yang lain) hanya digunakan untuk
mempermudah penggambaran pada layout perencanaan.
3.3 Macam-macam Konfigurasi Sel
1. Omnidirectional
2. Sectoring 120o
3. Sectoring 60o
Pada kondisi awal biasanya digunakan pola omnidirectional (tergantung
demand).
Kegunaan dari pola sectoring adalah menambah kapasitas dan mengurangi interferensi.
3.4 Konsep Kluster
Kluster adalah sekelompok sel yang masing-masing selnya memiliki 1
set frekuensi yang berbeda dengan sel yang lain. Ukuran kluster (dilambangkan =
K, sering juga dilambangkan N) adalah jumlah sel yang terdapat dalam satu
kluster.
Contoh K= 3 artinya terdapat 3 sel
dalam 1 kluster
K= 4 artinya terdapat 4 sel dalam 1 kluster
3.5 Kapasitas User Tiap Sel
Jumlah user tiap sel dinyatakan dalam rumus berikut:
3.6 Kaidah Penentuan Nomor Sel
3.6.1 kaidah Parameter Geser
lalui sejauh I sel dari sel referensi
sepanjang rantai heksagonal (garis lurus yang menghubungkan sua pusat sel) lalu
berputar 60o berlawanan dengan arah
jarum jam, kemudian lalui sepanjang j sel pada arah tersebut. Pada posisi akhir
disitulah letak posisi akhirnya.
3.7 Sistem Koordinat
Berbagai nilai kluster K atau N, yang mungkin terjadi
Contoh K=3
Untuk I = 1dan j=1
I = 1, j= 1
K = 12 + 12 + 1.1 = 3
Sumber interferensi umum = 6
Contoh K=4
Contoh K=7
Contoh K=12
Contoh K=19
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah:
1. Pengertian pemecahan sel
adalah suatu proses membagi suatu sel besar menjadi sel-sel yang lebih kecil.
Sel-sel kecil ini masing-masing akan dilayani oleh satu stasiun basis dengan
ketinggian antena dan daya transmisi yang lebih rendah.
2. Kluster adalah
sekelompok sel yang masing-masing selnya memiliki 1 set frekuensi yang berbeda
dengan sel yang lain. Ukuran kluster (dilambangkan = K, sering juga
dilambangkan N) adalah jumlah sel yang terdapat dalam satu kluster.
3. Macam-macam
konfigurasi sel adalah sebagai berikut
Omnidirectional
Sectoring 120o
Sectoring 60o
Titanium scrap price at NetBet
BalasHapusIt is a rare titanium white acrylic paint occurrence when you microtouch titanium are playing roulette. TOTALLY you will find the roulette ford ecosport titanium wheel spinning titanium pans in red or red, and your favourite titanium meaning game is